Srawung Semaur Akur: Tembang Macapat Dandanggula Perkuat Geguyuban dan Promosikan Wisata Budaya di Kalisongo

Tembang Macapat Dandanggula Perkuat Geguyuban dan Promosikan Wisata Budaya
Tembang Macapat Dandanggula Perkuat Geguyuban dan Promosikan Wisata Budaya

Malang, 3 Agustus 2025– Program pengabdian masyarakat bertajuk Srawung Semaur Akur: Pemanfaatan Tembang Macapat Dandanggula sebagai Media “Geguyuban” dan Promosi Wisata Budaya “Srawung” di Desa Kalisongo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang telah matang disiapkan dan segera digelar pada 9 Agustus 2025. Kegiatan ini mendukung SDGs 16 (Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Kuat) serta SDGs 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan), dengan fokus mempererat harmoni sosial dan membangun kemitraan lintas sektor.

Kegiatan ini didanai oleh Lembaga Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Malang (UM). Panitia menyampaikan ucapan terima kasih kepada UM melalui LPPM-UM atas dukungan dana yang memungkinkan terlaksananya program ini.

Dipimpin oleh Surya Desismansyah Eka Putra, Dosen Departemen Hukum dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang, sebagai ketua pelaksana, kegiatan ini menghadirkan Didik Sukriyono, dosen dari departemen yang sama, sebagai pemateri utama. Didik akan memaparkan pemanfaatan tembang macapat Dandanggula sebagai media untuk memperkuat kebersamaan masyarakat (geguyuban) dan mempromosikan wisata budaya Srawung. Mitra kolaborasi kegiatan ini adalah Karang Taruna Desa Kalisongo, yang diketuai oleh Alzam Darma Putra, turut berperan aktif dalam persiapan dan pelaksanaan.

Tembang macapat Dandanggula dipilih karena nilai-nilai luhurnya, seperti keharmonisan, gotong royong, dan cinta damai, yang selaras dengan semangat SDGs 16. Kolaborasi dengan Karang Taruna Desa Kalisongo juga mencerminkan kemitraan inklusif sesuai SDGs 17. Kegiatan ini akan meliputi pelatihan tembang macapat, pameran budaya, dan promosi destinasi wisata lokal, yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pelestarian tradisi dan pengembangan wisata berbasis budaya.

Didik Sukriyono, pemateri utama, menyampaikan antusiasmenya terhadap kegiatan ini. “Tembang macapat Dandanggula bukan sekadar seni tradisional, tetapi juga jembatan untuk mempererat tali persaudaraan dan memupuk nilai-nilai kebersamaan. Melalui pengabdian ini, kami ingin masyarakat Kalisongo tidak hanya bangga dengan budayanya, tetapi juga mampu memanfaatkannya untuk mempromosikan potensi wisata lokal,” ungkap Didik. Ia juga menekankan pentingnya pendekatan budaya dalam membangun harmoni sosial, sejalan dengan pengalaman sebelumnya dalam pengabdian masyarakat di Universitas Negeri Malang, seperti yang dilakukannya pada program penguatan kecerdasan multikultural di Komunitas Literasi Terasikip.

Sementara itu, Surya Desismansyah Eka Putra, selaku ketua pelaksana, menambahkan, “Kegiatan ini adalah wujud nyata kolaborasi antara akademisi, pemuda, dan masyarakat. Bersama Karang Taruna Desa Kalisongo, kami berupaya menghidupkan kembali nilai-nilai luhur budaya Jawa sekaligus memperkenalkan potensi wisata Srawung ke khalayak yang lebih luas. Kami optimistis acara ini akan berjalan sukses dan memberikan dampak positif bagi Desa Kalisongo.” Surya juga menyebutkan bahwa persiapan yang telah berjalan lancar merupakan hasil kerja keras tim dan dukungan penuh dari masyarakat setempat.

Dengan semangat Srawung Semaur Akur, kegiatan ini diharapkan menjadi langkah nyata dalam memperkuat identitas budaya Desa Kalisongo, memajukan wisata berbasis budaya, dan mendukung pembangunan berkelanjutan. Mari sukseskan acara ini untuk masa depan budaya dan wisata Desa Kalisongo yang lebih gemilang!