GESID Friendly: Sahabat-Bicara, Solusi AI untuk Antisipasi dan Penanganan Bullying di Sekolah

Gesid Friendly: Penanganan Bullying
Gesid Friendly: Penanganan Bullying

Malang, 3 Agustus 2025 – Penelitian bertajuk Implementation of GESID Friendly Programs on Immersive Counseling and Comprehensive Online Services to Anticipate and Address Bullying in Schools Based on Artificial Intelligence at East Java telah selesai dipersiapkan dan akan segera dilaksanakan dan launching pada 1 September 2025. Penelitian ini mendukung SDGs 4 (Pendidikan Berkualitas) dan SDGs 5 (Kesetaraan Gender), dengan tujuan menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, inklusif, dan bebas dari bullying, sekaligus mempromosikan kesetaraan gender dalam penanganan isu sosial di sekolah.

Penelitian ini didanai oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Malang (UM). Tim peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada UM melalui LPPM-UM atas dukungan dana yang memungkinkan terwujudnya program ini.

Dipimpin oleh Surya Desismansyah Eka Putra, Dosen Departemen Hukum dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang, sebagai ketua peneliti, tim ini terdiri dari Santi Irawati, Khairul Bariyyah, dan Hasan Ismail sebagai anggota. Penelitian ini menggandeng tiga mitra sekolah, yaitu SMAN 3 Kediri, MAN 2 Kota Malang, dan SMPN 2 Puspo Pasuruan, yang melibatkan sejumlah guru dan siswa sebagai subjek pendukung implementasi platform Sahabat-Bicara.

Platform Sahabat-Bicara merupakan wujud dari program GESID Friendly yang memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) sebagai konselor awal untuk membantu siswa yang ingin berkonsultasi terkait isu bullying. Platform ini dirancang untuk memberikan layanan konseling daring yang imersif dan komprehensif, mendukung upaya pencegahan bullying serta mempromosikan lingkungan sekolah yang aman dan inklusif. Dengan pendekatan berbasis AI, Sahabat-Bicara memungkinkan siswa untuk melaporkan atau mendiskusikan pengalaman bullying secara anonim, memberikan solusi awal, dan menghubungkan mereka dengan guru atau konselor untuk tindak lanjut.

Surya Desismansyah Eka Putra, ketua peneliti, menyampaikan optimismenya terhadap dampak penelitian ini. “Sahabat-Bicara adalah terobosan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang lebih aman dan inklusif. Dengan memanfaatkan AI, kami ingin memberikan ruang bagi siswa untuk berbicara tanpa takut dihakimi, sekaligus mendukung guru dalam menangani kasus bullying secara cepat dan tepat. Penel itian ini tidak hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang membangun empati dan kesetaraan di kalangan siswa,” ujar Surya.

Eva Ria Fransiska, guru dari MAN 2 Kota Malang, menambahkan, “Platform Sahabat-Bicara sangat membantu kami dalam mendeteksi dini potensi bullying. Siswa merasa lebih nyaman berbagi cerita melalui platform ini, dan kami sebagai guru dapat lebih cepat memberikan pendampingan. Ini adalah langkah inovatif untuk menciptakan sekolah yang bebas dari bullying.”

Teguh Santoso, guru dari SMAN 3 Kediri, menyatakan, “Keterlibatan siswa dan guru dalam pengembangan Sahabat-Bicara menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi dalam menangani bullying. Platform ini tidak hanya memberikan solusi teknologi, tetapi juga mengedukasi siswa tentang pentingnya menghormati perbedaan dan kesetaraan gender, sesuai dengan semangat SDGs 5.”

Eko Frandi, guru dari SMPN 2 Puspo Pasuruan, turut berkomentar, “Kami sangat antusias dengan Sahabat-Bicara. Platform ini memudahkan siswa untuk menyampaikan keluh kesah mereka tanpa rasa takut. Selain itu, pendekatan berbasis AI membantu kami memahami pola bullying di sekolah dan merancang strategi pencegahan yang lebih efektif.”

Persiapan penelitian ini telah berjalan lancar, melibatkan pelatihan guru, pengembangan platform, dan sosialisasi kepada siswa di ketiga sekolah mitra. Kegiatan pada 1 September 2025 akan meliputi peluncuran resmi platform Sahabat-Bicara, sesi pelatihan lanjutan, dan diskusi interaktif tentang pencegahan bullying. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi model bagi sekolah lain di Jawa Timur untuk mengadopsi solusi berbasis teknologi dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih aman dan inklusif, sejalan dengan SDGs 4 dan 5.

Mari dukung keberhasilan Sahabat-Bicara untuk mewujudkan sekolah bebas bullying dan mendukung pendidikan berkualitas serta kesetaraan gender di Jawa Timur!